Rabu, 16 Maret 2011

Ilmu Sosial Budaya Dasar (PENDAHULUAN)

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
PENDAHULUAN

Didalam mata perkuliahan ilmu sosial dan budaya dasar, kita para  mahasiswa/i diharapkan mampu  mengetahui dasar konsep 5M.
Konsep 5 m tersebut antara lain:
1.      Mengetahui
2.      Mengerti
3.      Memahami
4.      Menghayati
5.      Mengamalkan
Artinya, setiap manusia harus mempertimbangkan konsep ini untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar terutama perannya sebagai mahluk pribadi ataupun mahluk sosial yang berbudaya.
Maka dari itu, para mahasiswa/i diharapkan memilki tiga jenis kemampuan, yakni:
1.      Kemampuan personal
Seseorang memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kemampuan kepribadian bangsa Indonesia. Serta dapat memahami dan mengenal nilai-nilai agama, kemasyarakatan dan kenegaraan.
2.      Kemampuan akademik
Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Dapat berfikir logis, kritis, sistematik analitik.
3.      Kemampuan professional
Ketika seseorang memilki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi sesuai bidangnya. 

Berdasarkan pada stratifikasi sosial, terdapat dua golongan masyarakat yaitu rural community dan urban community, yang lebih akrab di telinga kita yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Selanjutnya, tiap  manusia yang ada di muka bumi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, lahirlah perbedaan yang menjadi hal yang unik untuk dipelajari. Perbedaaan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya letak geografis, ras, suku bangsa, adat, kebudayaan, pandangan hidup, dsb. Selain hal-hal yang disebutkan diatas,kita dapat mengambil  contoh perbedaan yang paling sederhana untuk dipelajari antara manusia barat dan timur:


PENGETAHUAN
SIKAP
CITA-CITA HIDUP
STATUS PERSONA






BARAT
a.       Mengutamakan akal sebagai alat penalaran dan memperoleh pengetahuan.
b.      Abstaksi sangat penting dalam memahami hidup.
c.       Pengetahuan berguna untuk menguasai dunia.
a.       Memiliki motivasi untuk menguasai alam.
b.      Muncul exploitasi dan ekspansi.
a.       Memiliki sikap aktif, positif thingking, tak mudah putus asa.
a.       Menghargai hak hidup individu.
b.      Percaya diri, realistis, berani menjadi.






TIMUR
a.       Mengutamakan hati yang merupakan alat persatuan, berdasarkan perasaan.
b.      Menekankan pda symbol yang sifatnya kongkret.
c.       Pengetahuan menjadi suatu alat kebijaksanaan.
a.       Menghormati alam, karena beranggapan bahwa alam dan manusia memiliki satu kesatuan yg tak terpisahkan.
b.      Khamormis
a.       Nilai tertinggi dalam hidup datang dari luar, menerima keadaan dan mengumpulkan pengalaman.
a.       Berfikir secara social dan kolektif

Setelah kita mempelajari contoh diatas, bukan berarti di antara manusai barat dan timur tidak mermiliki persamaan. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya pemikiran sebagai berikut:
·       Mengakui adanya suatu yg absolute, yang merupakan sumber dari segala sesuatu.
·       Sama-sama menghadapi suatu pertanyaan mendasar tentang manusia. Dan memiliki wawasan yang  sama tentang dimana manusia mendapatkan pemenuhan kebutahannya.
Seiring berjalannya era globalisasi yang mempunyai sifat bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era komunikasi global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet, termasuk di dalamnya jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar bagi karakter generasi muda Indonesia. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya globalisasi yang mempengaruhi generasi muda Indonesia saat ini yaitu pergaulan antar bangsa dan budaya, teknologi yang digunakan oleh manusia modern, perekonomian yang meliputi perdagangan eksport dan import, dan media hiburan yang meliputi produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi moral.
Berbagai hal yang telah dikhawatirkan sebelumnya terhadap bangsa ini khususnya para generasi muda Indonesia telah terjadi. Hal ini terjadi akibat dampak modernisasi dan globalisasi yang disebut F4. F4 ini antara lain meliputi Food, Fashion, Fun, dan Film. MTV, McDonald, celana jeans, musik ska, dan R & B dan film-film Hollywood kini dinikmati oleh warga dunia ketiga. Budaya Barat tidak lagi milik segolongan orang Amerika, tapi sudah milik dunia. Termasuk negeri-negeri Islam. Apa yang menjangkiti dunia Islam hari ini adalah berkembangnya mazhab selebritis. Indikasinya adalah eksploitasi aurat dalam media massa, yang salah satunya sangat efektif melalui tayangan TV. Oleh karena itu, lahirlah karakter – karakter bangsa Indonesia khususnya karakter generasi muda Indonesia saat ini seperti:
Anarkis,
Main hakim sendiri,
Egosentris,
menyukai hal – hal yang instant, tidak mementingkan proses,
Memakai obat terlarang (narkoba),
Hedonis,
free seks,
rasa nasionalisme,
Apatis (acuh tak acuh),
Menyukai tawuran dan perkelahian,

Selanjutnya, globalisasi dan modernisasi juga mampu memberikan pengaruh yang negatife terhadap kebudayaan kita seperti:
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar