Rabu, 16 Maret 2011

Ilmu Sosial Budaya Dasar (PENDAHULUAN)

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
PENDAHULUAN

Didalam mata perkuliahan ilmu sosial dan budaya dasar, kita para  mahasiswa/i diharapkan mampu  mengetahui dasar konsep 5M.
Konsep 5 m tersebut antara lain:
1.      Mengetahui
2.      Mengerti
3.      Memahami
4.      Menghayati
5.      Mengamalkan
Artinya, setiap manusia harus mempertimbangkan konsep ini untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar terutama perannya sebagai mahluk pribadi ataupun mahluk sosial yang berbudaya.
Maka dari itu, para mahasiswa/i diharapkan memilki tiga jenis kemampuan, yakni:
1.      Kemampuan personal
Seseorang memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kemampuan kepribadian bangsa Indonesia. Serta dapat memahami dan mengenal nilai-nilai agama, kemasyarakatan dan kenegaraan.
2.      Kemampuan akademik
Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Dapat berfikir logis, kritis, sistematik analitik.
3.      Kemampuan professional
Ketika seseorang memilki kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi sesuai bidangnya. 

Berdasarkan pada stratifikasi sosial, terdapat dua golongan masyarakat yaitu rural community dan urban community, yang lebih akrab di telinga kita yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan. Selanjutnya, tiap  manusia yang ada di muka bumi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, lahirlah perbedaan yang menjadi hal yang unik untuk dipelajari. Perbedaaan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya letak geografis, ras, suku bangsa, adat, kebudayaan, pandangan hidup, dsb. Selain hal-hal yang disebutkan diatas,kita dapat mengambil  contoh perbedaan yang paling sederhana untuk dipelajari antara manusia barat dan timur:


PENGETAHUAN
SIKAP
CITA-CITA HIDUP
STATUS PERSONA






BARAT
a.       Mengutamakan akal sebagai alat penalaran dan memperoleh pengetahuan.
b.      Abstaksi sangat penting dalam memahami hidup.
c.       Pengetahuan berguna untuk menguasai dunia.
a.       Memiliki motivasi untuk menguasai alam.
b.      Muncul exploitasi dan ekspansi.
a.       Memiliki sikap aktif, positif thingking, tak mudah putus asa.
a.       Menghargai hak hidup individu.
b.      Percaya diri, realistis, berani menjadi.






TIMUR
a.       Mengutamakan hati yang merupakan alat persatuan, berdasarkan perasaan.
b.      Menekankan pda symbol yang sifatnya kongkret.
c.       Pengetahuan menjadi suatu alat kebijaksanaan.
a.       Menghormati alam, karena beranggapan bahwa alam dan manusia memiliki satu kesatuan yg tak terpisahkan.
b.      Khamormis
a.       Nilai tertinggi dalam hidup datang dari luar, menerima keadaan dan mengumpulkan pengalaman.
a.       Berfikir secara social dan kolektif

Setelah kita mempelajari contoh diatas, bukan berarti di antara manusai barat dan timur tidak mermiliki persamaan. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya pemikiran sebagai berikut:
·       Mengakui adanya suatu yg absolute, yang merupakan sumber dari segala sesuatu.
·       Sama-sama menghadapi suatu pertanyaan mendasar tentang manusia. Dan memiliki wawasan yang  sama tentang dimana manusia mendapatkan pemenuhan kebutahannya.
Seiring berjalannya era globalisasi yang mempunyai sifat bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era komunikasi global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet, termasuk di dalamnya jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Kondisi tersebut memberikan pengaruh yang sangat besar bagi karakter generasi muda Indonesia. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya globalisasi yang mempengaruhi generasi muda Indonesia saat ini yaitu pergaulan antar bangsa dan budaya, teknologi yang digunakan oleh manusia modern, perekonomian yang meliputi perdagangan eksport dan import, dan media hiburan yang meliputi produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi moral.
Berbagai hal yang telah dikhawatirkan sebelumnya terhadap bangsa ini khususnya para generasi muda Indonesia telah terjadi. Hal ini terjadi akibat dampak modernisasi dan globalisasi yang disebut F4. F4 ini antara lain meliputi Food, Fashion, Fun, dan Film. MTV, McDonald, celana jeans, musik ska, dan R & B dan film-film Hollywood kini dinikmati oleh warga dunia ketiga. Budaya Barat tidak lagi milik segolongan orang Amerika, tapi sudah milik dunia. Termasuk negeri-negeri Islam. Apa yang menjangkiti dunia Islam hari ini adalah berkembangnya mazhab selebritis. Indikasinya adalah eksploitasi aurat dalam media massa, yang salah satunya sangat efektif melalui tayangan TV. Oleh karena itu, lahirlah karakter – karakter bangsa Indonesia khususnya karakter generasi muda Indonesia saat ini seperti:
Anarkis,
Main hakim sendiri,
Egosentris,
menyukai hal – hal yang instant, tidak mementingkan proses,
Memakai obat terlarang (narkoba),
Hedonis,
free seks,
rasa nasionalisme,
Apatis (acuh tak acuh),
Menyukai tawuran dan perkelahian,

Selanjutnya, globalisasi dan modernisasi juga mampu memberikan pengaruh yang negatife terhadap kebudayaan kita seperti:
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahan-perubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsur-unsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya (cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan kemajuan teknologi.

PENGERTIAN MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL (bagian 3)

A.      Manusia sebagai mahluk politik

Manusia adalah zoon politicon, kata Plato dalam bukunya Republica. Sebagai bagian dari zoon politicon, manusia secara individual merupakan elemen terkecil dari sebuah negara.
Kumpulan individu-individu yang menempati daerah tertentu membentuk kesatuan masyarakat. Himpunan masyarakat yang menempati daerah atau wilayah yang lebih luas membentuk sebuah negara. Sebagai makhluk politik, eksistensi manusia tidak terpisahkan dengan konsepsi negara.
Bagi Plato, kumpulan individu yang membentuk masyarakat dan akhirnya memunculkan entitas negara adalah tujuan sempurna zoon politicon sehingga mencapai kebaikan bersama. Politik, dalam arti kata kesalinghubungan (interrelation) antarmanusia merupakan salah satu dimensi terpenting dari manusia.
Dalam pandangan Aristoteles, politik adalah kenyataan tak terelakkan dari kehidupan manusia. Kenyataan ini terlihat dari berbagai aktivitas manusia, misalnya, ketika manusia berusaha menduduki suatu jabatan tertentu, seseorang mencoba meraih kesejahteraan bagi dirinya atau golongannya dengan berbagai sumber daya yang ada, atau juga seseorang atau institusi yang berusaha memengaruhi seorang yang lain atau institusi lain. Beberapa contoh tersebut adalah kenyataan politik dalam pemahaman seluas-luasnya.
Politik dalam pengertian yang ideal berusaha memanifestasikan nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat. Pandangan ideal ini secara logik berangkat dari logika berpikir sederhana dengan dikotomi hitam-putih; benar-salah. Aktivis politik yang berusaha mencapai impian menciptakan tatanan masyarakat yang baik akan menempuh jalan atau cara yang menurut kategorinya baik. Namun dalam riil politik, logika berpikir demikian sungguh kenyataan yang sukar untuk diterapkan. Ini disebabkan realitas yang terjadi di masyarakat yang sangat kompleks. Selain kita yang punya paramater tertentu tentang kebaikan, pihak lain juga memiliki hal yang sama. Alih-alih parameter itu sama, malah yang sering ada adalah perbedaan. Perbedaan ini dalam kapasitas yang lebih jauh akan sangat berpengaruh pada pola kepentingan yang berkembang. Keanekaragaman kepentingan pada tahap tertentu menimbulkan konflik nyata yang tidak terhindarkan. Kepentingan yang menimbulkan konflik menjadi dasar tindakan yang kadangkala membenarkan segala cara.
Dalam perjuangan kepentingan inilah kekuasaan dikejar. Perjuangan yang kadang dijalankan dengan cara-cara tidak terpuji dan dilakukan hampir oleh sebagian besar politisi menimbulkan steotip bahwa politik itu kotor, keji, culas dan amoral. Politik secara simplistik dipahami dengan kekuasaan. Dalam pemahaman ini kekuasaan merupakan konsep yang selalu menjadi acuan untuk memahami arti politik. Orang melihat bahwa politik merupakan cara meraih dan mempertahankan kekuasaan.
Pada realitasnya kekuasaan adalah hanya salah satu aspek nilai yang terdapat dalam politik. Dalam politik sendiri terdapat nilai-nilai lain, antara lain, kekayaan, pendidikan, kesehatan, keahlian, penghormatan, penghargaan, afeksi, dan kebajikan. Dengan melihat sisi lain nilai intrinsik yang terdapat dalam politik inilah etika, fatsun dan moralitas politik perlu ditegakkan.
Manusia tidak mungkin menghindari kegiatan sosial dan politik. "Sebab manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial dan politik," kata Ketua DPW PPP A Thoyfoer MC ketika membuka pendidikan pekerja politik (Dikpol) angkatan kedua yang diprakarsai DPC PPP Rembang, kemarin.
Acara yang dipusatkan di Kantor DPC itu berlangsung dua hari (4-5 Oktober), dengan narasumber Thoyfoer, Amir Machmud NS (Suara Merdeka), dan Machfudz Ali (KP2KKN Jateng).
Thoyfoer menjelaskan, manusia tak bisa menghindar dari kegiatan sosial, karena untuk makan saja tidak bisa melakukan sendiri. Pendek kata, manusia tidak mungkin menanam padi sendiri, menanam sayur sendiri, atau membuat garam sendiri. Jadi, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari membutuhkan keterlibatan orang lain. "Inilah yang disebut mahkluk sosial," katanya.
Manusia juga tak akan bisa menghindar dari kegiatan politik. Ini karena karena manusia sebagai mahkluk politik, yakni, hidup di dalam lingkungan orang banyak (masyarakat). Di dalam lingkungan itu akan terbagi-bagi menjadi lingkungan rumah tangga, RT, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara.
Masing-masing lingkungan membutuhkan pemimpin. Misalnya pemimpin rumah tangga, pemimpin desa sampai pemimpin negara. Untuk memilik pemimpin tidak mungkin dilakukan seorang diri, tetapi harus melalui proses yang membutuhkan keterlibatan orang lain. Contoh kecil dalam memilih pemimpin desa, harus dilakukan pemilihan dengan cara pencoblosan. Siapa yang mendapat suara terbanyak dialah yang akan menjadi pemimpin desa.
Menurut dia, memilih pemimpin dari tingkat yang terendah sampai tertinggi itu wajib, karena sesuai dengan pesan-pesan agama Islam. Demikian pula menjadi pekerja politik, juga termasuk perintah agama. "Karena merupakan perintah agama, maka bila dijalani sudah termasuk ibadah," kata politikus asal Lasem itu.
Pada kesempatan itu, dia juga mengatakan, sekarang ini masih banyak orang yang mengatakan PPP produk orde baru. Mereka tahunya cuma itu. Padahal semasa orde baru, PPP banyak memerangi kebijakan pemerintah yang dianggap menyimpang.

PENGERTIAN MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL (bagian 2)

Dalam pengamatan ada penggambaran yg di tambahkan adapula yg digabungkan penggambaran lain menjadi penggambaran yg tidak realistis.
·         Perasaan
Suatu keadaan dalam kesadaran manusia yg karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative.
·         Dorongan
Dorongan dalam bentuk mempertahankan hidup, dorongan sex, mencari makan, berinteraksi, meniru, berbakti dll.

A.      Manusia sebagai mahluk sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B.       Peran manusia sebagai mahluk individu dan sosial
Manusai sebagai mahluk pribadi adalah hakikatnya mahluk social. Artinya manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain.
Dalam berbagai kelompok social ini, terdapat norma-norma pengaturnya, antara lain:
1.       Norma agama, norma yang bersumber dari allah swt yg diperuntukan untuk umatnya. Norma ini berisikan semua perintah dan larangannya.
2.       Norma kesusilaan, norma yang bersumber dari nurani hati manusia, untk mengajak dalam kebaikan dan menjauhi keburukan.
3.       Norma kesopanan, norma yang bersumber dari masyarakatdan berlaku terbatas pada lingkungannya.
4.       Norma hokum, norma yang dibuat masyarakat secara resmi yg pemberlakuannya agar dipaksakan.
Implikasi manusia sebagai mahluk sosial:
1.       Kesadaran akan ketidak berdayaan seseorang bila sendiri
2.       Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain.
3.       Penghargaan terhadap hak asasi setiap orang.
4.       Ketaatan terhadap norma yg berlaku.
Keberadaan sebagai mahluk social menjadiak manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
1.       Melakukan interaksi dengan manusia lain
2.       Membentuk kelompok social
3.       Menciptakan norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan.

PENGERTIAN MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL (bagian 1)

MANUSAI SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL

Dalam topik pembahasan kali ini, diharapkan kita sebagai mahasiswa mampu menyadari posisinya sebagai mahluk individu dan mahluk social serta memahami tugas dan kewajibannya di setiap kehidupan berkelompok dalam stuktur susunan masyarakat.
A.      Manusia sebagai mahluk individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
Personal adalah sususnan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu. Atau dapat kita katakana cirri watak seseorang individu yang konsisten yg memberikan kepadanya suatu identitas sebagai mahluk yg khas. Selain itu terdapat unsure-unsur personality:
·         Pengetahuan
Segala sesuatu yg kita ketahui sebagai hasil penggunaan panca indra.
·         Presepsi
Seluruh proses akal manusai sadar.
·         Apresepsi
Penggambaran oleh manusia berbeda dengan foto, manusia terfocus pada bagian khusus. Di olah oleh akar fikir di gabung dengan penggambaran lama lalu di proyeksikan sebagai penggambaran baru dengan pengertian baru.
·         Pengamatan konsep
Kemampuan manusai untuk membentuk suatu penggambaran yg abstarak melalui proses akal yg kenyataannya belum ada.
·         Fantasi

Minggu, 06 Maret 2011

Ilmu Sosial Budaya Dasar

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah social serta kebudayaan dasar yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan.
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
A.      Pengertian Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
1.       Pengertian ilmu sosial
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat. Dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan, yakni:
1)                   Natural science ( ilmu alam meliputi ; fisika, kimia, biologi, astronomi).
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hokum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi
2)                   Social science ( ilmu social meliputi; sejarah, politik, ekonomi, psikologi).
 ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak seratus persen  benar, hanya mendekati kebenaran.
3)                   Humanities (ilmu budaya meliputi; bahasa, agama, kesenian).
dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan
Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social mengalami perkembangan sehingga timbul faham studi social (IPS).  Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat sebagai objek kajian. Ilmu sosial belum memiliki kaidah dan dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat. Sedangkan yang menjadi objek yang di pelajari adalah masyarakat/manusia yang dinamis.
2.       Pengertian ilmu budaya
Ilmu budaya adalah ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling mendasar di dalam kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya beserta masalah-masalahnya, sering disebut juga humanities. Humaniofora mengajarkan bahan ajaran yang mencerminkan kebutuhan manusia dan membantu agar manusai lebih manusiawi. Humaniofora adalah seperangkat sikap, perilaku, moral manusia terhadap sesamanya sedangkan humanities adalah pengetahuan kebudayaan.
B.       Konsep General Education
System pendidikan modern menghasilkan para saintis dan teknokart yang handal tetapi tidak melahirkan lulusan yang  memiliki integritas kepribadian. Maka dari itu dibentuklan makna essensial bagi segenap mahasiswa, menurut Philip H. Phenix (1964:6) enam pola makna tersebut adalah:
1)     Makna symbolycs, kemampuan berbahasa dan berhitung.
2)     Makna empirics, kemampuan memaknai benda berkat proses penjelajahan.
3)     Makna esthetics, kemampuan memaknai keindahan.
4)     Makna ethics, kemampuan memaknai baik buruknya sesuatu.
5)     Makna synoetics, kemampuan berfikir logis.
6)     Makna synophtics, kemampuan beragama.
Keenam pola makna diatas dikemas dalam bentuk General education. Selain itu Philip juga merumuskan tujuan pendidikan umum, yakni
“manusia yang memiliki kemampuan dalam menggunakan kata-kata, symbol, isyarat, dapat menerima informasi factual, dapat melakukan dan mengapresiasikan seni, memiliki kemampuan disiplin hidup, cakap dalam mengambil keputusan yang di imbangi dengan kebijaksanaan, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah, serta memiliki pandangan yang integral.
C.       Konsep Pendidikan Umum Di Indonesia
System pendidikan modern cenderung mengarah pada proses dehumanisasi. Maka system pendidikannya cenderung hanya memahami manusia pada suatu aspek tertentu saja, sedangkan aspek lainya diabaikan. Pendidikan seperti ini menghasikan para lulusan yang pola pikir, pola hidup yang bersifat materialistis dan perilaku mekanistik.
Konsep pendidikan umum di Indonesia berangkat dari UU no 20 tahun 2003, tentang system pendidikan nasional. Berdasarkan dari tujuan nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. Ditingkat perguruan tinggi disebut mata kuliah dasar umum (MKDU) yaitu, sekelompok mata kuliah yang memberikan landasan dalam pengembangan dunia spesialisasinya masing-masing. Kemudian MKDU dirubah menjadi MPK dan MBB.
Berwawasan luas, berjiwa besar, beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap:
a.       Terwujudnya estetika, etika dan moral atau nilai-nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat.
b.       Terpeliharanya sumberdaya alam dan lingkungan.
D.      Tujuan , Hakekat dan Ruang Lingkup ISBD
Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities). akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cam memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :
1. Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bane, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
4. Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memilki satu bekal yang sama, pars akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok bisa dipakai sebagi bahan pertimbangan untuk menentukan niang lingkup kajian mata kuliah Ihnu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah :
1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The Humanities ), baik dari segi masing-masing keahlian ( disiplin ) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan coral: ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Menilik kedua masalah pokok yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya. Dasar tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak sebagi subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian . Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Bmu Budaya Dasar.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
a.       Manusia dan cinta kasih
b.       Manusia dan keindahan
c.        Manusia dan penderitaan
d.       Manusia dan keadilan
e.       Manusia dan pandangan hidup
f.        Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
g.       Manusia dan kegelisahan
h.       Manusia dan harapan.
Kedelapan pokok bahasan itu tennasuk dalam karya-karya yang terccakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut.Pokok bahasan manusia dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau filsafat atau seni tan dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tan, atau filsafat dan sebagainya.
E.       Visi- Misi- ISBD
·         Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif, dalam mempelajari keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
·         Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan mahluk social yang beradab sertab bertanggung jawab terhadap sumberdaya dan lingkungannya.